Jumat, 22 Oktober 2010

LIturgi Kematian

Beberapa karangan bunga dipasang di sekitar podium. Merah ranum, putih gading; Mawar. Udara beku dingin. Di dekat bunga-bunga yang memendar wangi, wajah David pias putih. Baju putihnya ditutup jas hitam baru. Ia kaku disana, matanya terpejam penuh. Tubuhnya terbaring di peti yang tutupnya dibiarkan terbuka. Hanya kain kelambu menutupi peti. Semua hadirin senyap khidmat mendengarkan pemberkatan terakhir dari pastor gereja. Mengantarkan jasad David yang sebentar lagi dibawa ke peristirahatan terakhir.

Semua wajah berkabung tak terkecuali. David, Bapak tiga anak ini meninggal beberapa hari lalu dalam serangan jantung mendadak. Tak ada firasat sebelumnya yang mengabarkan ia akan terbang ke negeri seberang tanpa pernah kembali pulang. Nyawa yang hanya satu memang bisa lepas kapan saja, mengagetkan keluarga dan rekan, membawa derai tangis sepekan.

Sang pastor memula pemberkatan
Kembalilah tenang hai jiwaku, sebab Tuhan itu baik. Sungguh berharga kematian semua orang yang dikasihiNya, sebab kepadaNya ada pengampunan. Tetapi Tuhan, kami sungguh berduka atas kehilangan saudara kami ini. Perpisahan dengan kematian ini membuat keluarga di sini dan persekutuan kami melihat betapa rapuhnya hidup ini.

Seperti pemazmur yang mengatakan bahwa: “Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia. Dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.”

Khutbah sang pastor selesai. Liturgi belum sepertiganya selesai. Jamaat yang hampir kesemuanya berbaju hitam menunduk menahan tangis. Melepas David, satu dari sekian banyak jemaat gereja yang rajin mengikuti pelayanan. Ia disuka hampir semua orang. Keramahan bercampur semangat dan kecerdasannya merupakan magnet besar yang membuatnya disukai banyak orang.

Setelah sang pastor, tiba giliran Sarah, istri David. Sejak berdiri dari kursinya di barisan depan ruang misa, Sarah sudah menjadi perhatian. Sarah, seperti juga David, dikenal sebagai pribadi yang menarik. Tidak cuma karena keramahan dan antusiasmenya, tapi juga fisiknya. Meski telah melahirkan tiga anak, jejak kecantikan sarah tak pudar. Sarah, cantik secantik-cantiknya, mirip Aishwara Rai, primadona Bollywood. Sarah, sangat kontras dengan David yang berbadan tambun, bermata sipit dan berkacamata minus tebal. Mereka bertemu saat sama-sama kuliah di Nanyang Technological University (NTU) Singapura. Rekan-rekan Sarah menduga, David telah menggunakan ilmu hitam untuk menggaet Sarah. Secara logika, tak mungkin Sarah jatuh hati pada David. David memang cerdas, tapi di NTU banyak laki-laki secerdas David tapi punya penampilan yang jauh lebih baik dari David. Jemaat tak tahu bahwa sebentar lagi Sarah akan mengungkapkan ilmu hitam apa yang telah digunakan David selama ini.

Sarah berjalan tegak. Masih terlihat mendung diwajahnya. Sesekali ketika ia menuju podium ia menatap tiga anaknya yang sejak awal misa duduk bersisian dengannya. Jemaat menahan nafas. Mereka dapat melihat kehilangan besar yang dirasakan Sarah. Betapa tidak, Sarah dan David adalah pasangan inspirasional. Beberapa anak muda menjulukinya sebagai “love is blind” couple. Mereka percaya Sarah tak melihat fisik David ketika mereka memutuskan menikah. Karena, sekali lagi, Sarah bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari David. Sarah juga tak mungkin dituduh menikahi David karena harta. Sebagai putri diplomat, tak kurang kekayaan yang diterima Sarah dari orangtuanya.
Jemaat menahan nafas, mereka telah siap mendengarkan kata perpisahan yang memilu yang akan keluar dari bibir Sarah.

Selamat pagi semua.Sarah memulai pidatonya.
Terima kasih atas dukungan dan ungkapan duka cita Anda semua, kepergian David memang berat, tapi dengan bantuan Anda semua, kami pasti bisa melaluinya.

Sampai sini Sarah diam. Ia menunduk sebentar, kemudian membuka kacamatanya dan sedikit merapikan rambut sebahunya dengan sedikit kibasan. Jemaat menahan nafas. Sarah berubah cerah. Jemaat terdedah, kemudian Sarah tersenyum dan melanjutkan pidatonya. Jemaat bertambah heran. Kaku menatap sikap Sarah

Berbeda dengan pidato pelepasan yang biasa Anda dengar ketika seorang meninggal, Saya, tidak akan bercerita hal-hal positif saja tentang David. Saya, justru akan menjabarkan perilaku buruk suami saya…Dan itu tidak sedikit.
Sarah menyelipkan senyum nakal di akhir kata-katanya barusan

Jamaat menahan napas. Ibu dan Bapak David saling menatap satu sama lain, heran. Begitu pula jemaat lain yang datang bersama suami atau isteri atau rekan masing-masing. Tapi Sarah tetap bersuara lantang dengan sikap yang meyakinkan. Sebagian wajah-wajah hadirin tegang. Tak menduga apa yang telah dan akan dikatakan Sarah.
Suami saya, bukan pria romantis sama sekali. Ia lebih sering berada di depan laptopnya dibandingkan berbaring dengan saya di tempat tidur. Malam-malam pertama setelah menikah adalah malam-malam penuh siksaan buat saya. David jarang menemani saya, sekalinya ia ada di samping saya ia MENDENGKUR dengan dahsyatnya.
Sarah berbicara dengan antusias. Tulus tak dibuat-buat. Suasana di dalam gereja dan wajah-wajah jemaat yang sebelumnya tegang mulai cair. Sarah kembali melanjutkan
Suara dengkurannya seperti kereta luar kota kroook… ……kroook…… kroook
Sarah meniru dengkuran David dengan jenaka. Hadirin mulai menahan senyum.
Ketika makan di meja makan, cara ia makan betul-betul kampungan. Ia bisa bersendawa tiba-tiba,
Sarah lagi-lagi meniru gaya David bersendawa, HuAAAHHH, lucu persis.
Kemudian David akan melanjutkan makannya seolah tak terjadi apa-apa. Kata sarah melanjutkan.
Sarah kemudian diam menunduk. Kemudian dengan suara tertahan ia kembali melanjutkan pidatonya.
Sebagian dari Anda pasti bertanya mengapa saya tak memilih lelaki lain yang lebih sempurna. David sipit..Sarah memicingkan matanya lucu, jemaat tersenyum.
David tambun. Sarah mengelembungkan pipinya sehingga wajahnya cantik membulat, bulat seperti wajah david. Beberapa jamaat mulai berani melepas derai tawanya meski cuma sedikit. Tetapi tawa seluruh hadirin pecah memenuhi ruang gereja, ketika Sarah dengan sedikit terbuka menceritakan kehidupan ranjang mereka. David, kata Sarah, lebih suka menjadi “anjing” daripada menjadi “misionaris”. Sarah tanpa malu, tidak hanya berkata, ia bertingkah lucu menirukan ucapannya, penuh penghayatan selayak pelawak.

Ketika tawa hadirin reda. Sarah kembali pada posisinya, dengan khidmat dia mengatakan;
Ketika saya gadis, semua orang memuji kecantikan saya. Karenanya, saya berusaha menjadi sempurna untuk semua orang, untuk menyenangkan mereka yang telah menyenangkan saya melalui pujian selangit. Tapi pujian yang sama tidak saya dapat dari David. Ia satu-satunya lelaki yang belum pernah mengatakan saya cantik, saat itu.
Awal perkenalan kami terjadi ketika kami sama-sama satu kelompok untuk mengerjakan satu projek kuliah. Ketika hanya kami berdua beradu argumen di perpustakan, tiba-tiba David berkomentar; Hidungmu bangir mancung, tapi kurang simetris.

Rasanya bukan main marahnya mendengar penghinaan David barusan. Saya pikir, David laki-laki tidak normal. Ia hanya tak suka pada saya yang menjadi pusat perhatian. Tapi, kemudian David menatap saya dalam, membuat saya kikuk didepan makluk teraneh itu. Ia lalu mengatakan sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya; Ketidaksimetrisan hidung kamu itu membuat saya jatuh hati, katanya, syahdu sambil menatap dalam ke mata saya. Saya malu seketika, kikuk mendengar pernyataan David barusan. Selama ini saya berusaha sekuat tenaga menutupi sedikit ketidaksimetrisan hidungku dengan riasan make up, semua orang tertipu, tapi tidak David.

David, satu-satunya orang yang mampu melihat kekuranganku daripada kelebihanku. Tidak hanya ia mampu menemukan tapi juga mencintai kekuranganku. Ketika ia melihat kekuranganku, tak ada yang ia lakukan kecuali ia memujiku. Ia tahu, saya tak bisa memasak, tapi ia selalu memuji hasil masakanku. Ia tahu saya suka film-film cengeng bollywood, ia tak protes meski saya tahu ia sangat membenci menonton film apapun, kecuali Doraemon kantong ajaib. Dan ia tetap bersamaku selama dua jam lebih di dalam bioskop.Tanpa Mengeluh

Hadirin tersenyum.

David, yang menyadarkanku untuk melihat kelebihan dan kekurangan dengan cara pandang yang sama. Kita tidak hanya bisa mengambil kelebihan seseorang tapi tak menerima kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan seseorang hadir saling melengkapi, begitu David mengajarkan saya.

Bersama David, 17 tahun terakhir, saya belajar untuk mengerti bahwa sebagai manusia kita dipenuhi oleh ketidaksempurnaan. David yang bilang ke saya, ketaksempurnaan manusia adalah bentuk kesempurnaan kita sebagai manusia. Sarah jeda, kepalanya menunduk.

Saat ini, saya akan kehilangan jasad David, tapi pelajaran yang David berikan akan terus menjadi peninggalan berharga buat saya, dan akan saya teruskan untuk anak-anak kami.
Sarah menatap satu-satu ketiga putra-putrinya. Sambil menatap ketiganya, Sarah penuh yakin mengatakan

Anak-anakku, Jangan pernah berusaha menjadi sempurna jika itu membuat kamu kehilangan sisi riang dirimu. Jangan pernah ingin sempurna, jika itu harus melukai orang lain. Biar saja orang mengejekmu karena ketidaksempurnaanmu. Mereka yang mengejek ketaksempurnaanmu, adalah mereka-mereka yang belum memahami hakikat kemanusiaannya. Ketaksempurnaan David, ayah kalian, juga ketidaksempurnaan kalian anak-anakku, membuat hidup Mama sempurna.

Hadirin sepi. Sarah turun dari podium. Ada tetesan airmata di wajahnya. Ia berjalan bergegas menghampiri kemudian memeluk tiga putra-putrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar